Untuk mengenal sifat asam basa larutan dapat digunakan indikator. Indikator adalah suatu zat yang dapat berubah warna dalam asam dan dalam basa. Indikator yang paling sering digunakan untuk menguji sifat asam basa adalah kertas lakmus. Ketika lakmus merah dan biru dicelupkan ke dalam suatu larutan, warnanya berubah menjadi merah, berarti larutan bersifat asamJika kedua lakmus berubah menjadi biru, larutan bersifat basa. Suatu larutan bersifat netral jika lakmus biru tetap biru dan merah tetap merah.
Anak-anak dapat diberi tugas kelompok untuk menguji beberapa larutan yang terdapat di rumah dan ditambah beberapa larutan yang sering dikeluarkan sebagai soal. Pengamatan dapat dilakukan di kelas atau di laboratorium. Berikut data pengamatan dari suatu kelas dan pembahasannya.
No | Larutan | Perubahan warna kertas lakmus | |
Merah | biru | ||
1 | Air kapur | biru | biru |
2 | Air aki | merah | merah |
3 | Asam cuka | merah | merah |
4 | Garam dapur | merah | biru |
5 | Asam klorida | merah | merah |
6 | Amonia | biru | biru |
7 | Natrium hidroksida | biru | biru |
"Anak-anak, perhatikan data pengamatan dari kelompok I ini. Bandingkan data kalian dengan data ini. Adakah hasil pengamatan yang berbeda?"
"Tidak Bu, hasil kami juga sama."
"Nah sekarang marilah kita diskusikan. Larutan manakah yang bersifat asam?"
"Air aki, asam cuka, dan asamklorida Bu."
"Manakah larutan yang bersifat basa dan mana yang netral?"
"Larutan yang netral adalah garam dapur dan sisanya semua bersifat basa Bu."
"Tolong sebutkan larutannya sayang."
"Air kapur, amonia dan natrium hidroksida Bu."
"Ya begitu, terima kasih. Sekarang kita alasannya. Mengapa lakmus berubah menjadi merah ketika terkena larutan asam?"
Kutunggu beberapa menit, tak satupun menjawab.
"Kalian harus berusaha mencari alasannya, mengapa lakmus menjadi merah saat terkena asam? Begitu juga dengan basa. Pikirkan, partikel apa yang selalu terdapat dalam larutan asam yang mampu mengubah lakmus biru menjadi merah, dan sebaliknya."
"Bu saya akan mencoba menjawab. Larutan asam selalu mengandung ion H+ yang memerahkan lakmus biru dan larutan basa mengandung ion OH- yang membirukan lakmus merah."
"Hebat, benar sayang. Jadi berubahnya warna lakmus karena bereaksi dengan ion-ion pembawa sifat asam maupun basa. Lakmus biru bereaksi dengan ion H+ menjadi merah, sedang lakmus merah bereaksi dengan ion OH- sehingga warnanya berubah menjadi biru. Mengapa larutan asam mengandung ion-ion H+ dan larutan basa mengandung ion-ion OH-?"
Mereka spontanitas berdiskusi lagi. Beberapa saat kermudian ada yang mengangkat tangan.
"Bu, larutan asam dalam air melepas ion H+ dan larutan basa dalam air melepas ion OH-."
"Ya benar. Teori asam basa ini menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, atau Lewis?"
"Arrhenius Bu."
"Bagus. Bagaimana dengan larutan yang bersifat netral?"
"Garam dapur bersifat netral, berarti tidak mengadung ion-ion H+ dan OH-."
"Benar. Sekarang perhatikan tabel pengamatan. Tuliskan rumus kimia senyawa-senyawa yang diuji dan tuliskan persamaan reaksi ionisasi/desosiasinya. Kerjakan dalam kelompok."
Anak-anak segera mengerjakan tugas. Walaupun dalam kelompok, mereka masing-masing menulis di bukunya.
"Silakan tulis persamaan reaksinya di papan tulis."
Satu persatu mereka ke papan tulis. Ternyata persamaan reaksi untuk asam lemah dan basa lemah masih ditulis dengan satu panah.
"Anak-anak, diantara persamaan reaksi dipapan tulis itu ada yang salah. Manakah itu dan bagaimana seharusnya?"
Mereka meneliti persamaan reaksi satu demi satu.
"Semua sudah benar Bu."
"Belum sayang, memang tidak ada hubungannya dengan data uji larutan dengan lakmus. Namun diantara asam dan basa itu ada yang tergolong elektrolit lemah dan kalian sudah belajar di kelas X."
"Oh iya Bu, Asam cuka dan amonia tanda panahnya 2, bolak balik, karena tergolong reaksi kesetimbangan."
"Iya benar. Untuk hari ini sekian dahulu. Selanjutnya kalian akan menghitung konsentrasi larutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar