Sebelum Jadi Bacan Hingga Safir, Batu Akik Terbentuk Jutaan Tahun
Jumat, 13/03/2015 11:35 WIB
Jakarta -Batu akik di Indonesia seperti safir, giok, bacan, kecubung dan lainnya kini sedang menjadi tren masyarakat Indonesia. Namun sebelum ditambang, dibentuk para ahli batu hingga menjadi hiasan di jari-jari, batu akik terbentuk melalui proses vulkanik jutaan hingga miliaran tahun secara alami di lapisan bumi.
Selain itu, batu akik menjadi mahal harganya karena proses penggosokan para perajin batu akik, sehinga memunculkan warna yang mengkilap dan beragam.
"Batu akik itu kan dasarnya magma cair yang ada di dalam perut bumi, panasnya 1.000 derajat celsius. Magma ini naik ke atas permukaan bumi melewati celah-celah batuan dan lapisan tanah. Makin naik, makin turun panasnya dan membeku sehingga membentuk batuan kristal," ujar Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, kepada detikFinance, Kamis (12/3/2015).
Proses terangkatnya batu akik ke permukaan tanah dari ke dalaman 160 Km lebih, membutuhkan proses yang sangat lama. Pembentukan magma cair hingga menjadi batu akik mencapai jutaan hingga miliaran tahun. Setelah terangkat ke permukaan bumi, batu akik banyak ditemukan di sungai atau hamparan tanah, sehingga tidak perlu harus menggali tanah cukup dalam.
"Prosesnya itu lama sekali, jutaan-miliaran tahun lamanya," ucapnya.
Pria yang akrab disapa Mbah Rono ini mengungkapkan, daerah yang kaya akan batuan dan mineral berharga paling banyak ditemukan di daerah gunung berapi yang sudah mati atau gunung api purba. M
agma yang ada di bawah gunung berapi sudah membeku dan menciptakan berbagai macam batuan, ada yang berharga ada pula yang tidak berharga alias batuan biasa seperti batu koral atau batu kali.
"Batuan berharga paling banyak di gunung api purba yang sudah mati ini, mulai dari intan, emas dan banyak lagi, yang jumlahnya tidak lagi berbentuk bijih, tapi berbentuk bongkahan termasuk batu akik," ungkapnya.
Menurut Surono gunung api yang ada di Indonesia masih berusia muda dan aktivitas vulkaniknya masih sangat aktif. Gunung berapi purba yang sudah mati miliaran tahun lalu, paling banyak ditemukan di Afrika Selatan, kawasan ini merupakan produsen emas dunia.
"Di sana emas itu banyak berupa bongkahan batu, kalau di Indonesia jangan berharap ada. Dan tidak menutup kemungkinan di sana juga banyak batu akik," katanya.
(rrd/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS &Windows Phone. Install sekarang!
Selain itu, batu akik menjadi mahal harganya karena proses penggosokan para perajin batu akik, sehinga memunculkan warna yang mengkilap dan beragam.
"Batu akik itu kan dasarnya magma cair yang ada di dalam perut bumi, panasnya 1.000 derajat celsius. Magma ini naik ke atas permukaan bumi melewati celah-celah batuan dan lapisan tanah. Makin naik, makin turun panasnya dan membeku sehingga membentuk batuan kristal," ujar Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, kepada detikFinance, Kamis (12/3/2015).
Proses terangkatnya batu akik ke permukaan tanah dari ke dalaman 160 Km lebih, membutuhkan proses yang sangat lama. Pembentukan magma cair hingga menjadi batu akik mencapai jutaan hingga miliaran tahun. Setelah terangkat ke permukaan bumi, batu akik banyak ditemukan di sungai atau hamparan tanah, sehingga tidak perlu harus menggali tanah cukup dalam.
"Prosesnya itu lama sekali, jutaan-miliaran tahun lamanya," ucapnya.
Pria yang akrab disapa Mbah Rono ini mengungkapkan, daerah yang kaya akan batuan dan mineral berharga paling banyak ditemukan di daerah gunung berapi yang sudah mati atau gunung api purba. M
agma yang ada di bawah gunung berapi sudah membeku dan menciptakan berbagai macam batuan, ada yang berharga ada pula yang tidak berharga alias batuan biasa seperti batu koral atau batu kali.
"Batuan berharga paling banyak di gunung api purba yang sudah mati ini, mulai dari intan, emas dan banyak lagi, yang jumlahnya tidak lagi berbentuk bijih, tapi berbentuk bongkahan termasuk batu akik," ungkapnya.
Menurut Surono gunung api yang ada di Indonesia masih berusia muda dan aktivitas vulkaniknya masih sangat aktif. Gunung berapi purba yang sudah mati miliaran tahun lalu, paling banyak ditemukan di Afrika Selatan, kawasan ini merupakan produsen emas dunia.
"Di sana emas itu banyak berupa bongkahan batu, kalau di Indonesia jangan berharap ada. Dan tidak menutup kemungkinan di sana juga banyak batu akik," katanya.
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS &Windows Phone. Install sekarang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar