tips dan trik memilih jurusan di Perguruan Tinggi yang baik
Pada umumnya siswa yang telah lulus dari SMA, SMEA, SMK dan jenjang sederajat lainnya akan melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri / PTN maupun Perguruan Tinggi Swasta / PTS. Pada perguruan tinggi terdapat penjurusan mahasiswa berdasarkan subyek mata kuliah yang diambil. Setiap jurusan memiliki materi dan sifat pembelajaran yang berbeda-beda. Jurusan yang memiliki sifat yang serupa akan digabung dalam suatu fakultas, akademi, sekolah tinggi, dan lain sebagainya. berikut tips dan trik memilih jurusan di Perguruan Tinggi yang baik :
1. Menyesuaikan Cita-Cita, Minat dan Bakat
Bagi yang telah memiliki cita-cita tertentu, maka lihatlah jrurusan apa yang dapat membawa menuju profesi atau pekerjaan yang diinginkan tersebut. Janganlah memilih jurusan teknik geodesi jika anda ingin menjadi seorang dokter ahli kandungan dan jangan pula memilih jurusan sastra jawa jika bercita-cita menjadi polisi.
Sesuaikan jurusan yang ingin diambil dengan minat dan bakat. Jika tidak menyukai hitung-hitungan janganlah mengambil jurusan matematika dan jika tidak menyukai menggambar jangan mengambil jurusan teknik sipil. Kemudian lihat bakat anda saat ini. Mengembangkan bakat yang sudah ada disertai dengan rasa suka dan cita-cita pada suatu jurusan studi akan menjadi pilihan yang tepat.
2. Informasi yang Sempurna
Carilah informasi yang banyak sebagai bahan pertimbangan anda untuk memilih jurusan. Cari dan gali informasi dari banyak sumber seperti orang tua, saudara, guru, teman, bimbel, tetangga, konsultan pendidikan, kakak kelas, teman mahasiswa, profesional, dan lain sebagainya. Jangan mudah terpengaruh dengan orang lain yang kurang menguasai informasi atau ikut-ikutan teman / trend.
Internet juga merupakan media yang tepat dan bebas untuk bertanya kepada orang-orang di dalamnya tentang apa yang ingin kita ketahui. Cari situs forum atau chating melalui messenger dengan orang yang dapat dipercaya. Semua informasi yang didapat dirangkum dan dijadikan bahan untuk membantu memilih jurusan.
3. Lokasi dan Biaya
Bagi orang yang hidup dalam ekonomi atas, memilih jurusan tidak akan menjadi masalah. Biaya yang nantinya harus ditanggung dapat diselesaikan dengan mudah baik dari pengeluaran studi, biaya hidup, lokasi tempat tinggal, dan lain sebagainya. Bagi masyarakat golongan menengah ke bawah, lokasi dan biaya merupakan masalah yang sangat diperhitungkan.
Jika dana yang ada terbatas maka pilihlah lokasi kuliah yang dekat dengan tempat tinggal atau lokasi luar kota yang memiliki biaya hidup yang rendah. Pilih juga tempat kuliah yang biaya pendidikan tidak terlalu tinggi. Jika dana yang ada nanti belum mencukupi, maka carilah beasiswa, keringanan, pekerjaan paruh waktu / freelance atau sponsor untuk mencukupi kebutuhan dana anda. Jangan jadikan pula uang sebagai faktor yang sangat menghambat masa depan anda.
4. Daya Tampung Jurusan / Peluang Diterima
Perhatikan daya tampung suatu jurusan di PTN dan PTS favorit. Pada umumnya memiliki kuantitas yang terbatas dan diperebutkan oleh banyak orang. Jangan membebani diri anda dengan target untuk berkuliah di tempat tertentu dengan jurusan tertentu yang favorit. Anda bisa stres jika kehendak anda tidak terpenuhi. Buat banyak pilihan tempat kuliah beserta jurusannya.
Ukur kemampuan untuk melihat sejauh mana peluang menempati suatu jurusan di tempat favorit. Adanya seleksi masal yang murni seperti UMPTN, SPMB, Sipenmaru dan lain sebagainya dapat menjegal masa depan studi anda jika tidak persiapkan dan diperhitungkan matang-matang. Pelajari soal-soal seleksi dan ikuti ujian try out sebagai percobaan anda dalam mengukur kemampuan yang anda miliki.
Namun jangan terlalu minder dengan hasil yang didapat. Jika pada SPMB ada 2 jurusan yang dapat dipilih, pilih satu jurusan & tempat yang anda cita-citakan dan satu jurusan lain atau lokasi lain yang sesuai atau sedikit di bawah kemampuan anda.
5. Nilai kemampuan dan prestasi peserta
Kans lolos tidaknya peserta UMPTN dapat diprediksi dengan membandingkan antara (N1) dengan (N2). Penjelasan rincinya: nilai kemampuan peserta (NKP) UMPTN dapat dihitung dengan melihat prestasi di kelasnya. Sebagai patokan dapat digunakan klasifikasi sederhana ini. Siswa yang menempati peringkat
(ranking) 1-3 mempunyai NKP = 1; peringkat 6-10 NKP = 2; peringkat 11 – 15 NKP = 3 dan seterusnya.
Kans lolos tidaknya peserta UMPTN dapat diprediksi dengan membandingkan antara (N1) dengan (N2). Penjelasan rincinya: nilai kemampuan peserta (NKP) UMPTN dapat dihitung dengan melihat prestasi di kelasnya. Sebagai patokan dapat digunakan klasifikasi sederhana ini. Siswa yang menempati peringkat
(ranking) 1-3 mempunyai NKP = 1; peringkat 6-10 NKP = 2; peringkat 11 – 15 NKP = 3 dan seterusnya.
Berdasarkan rumus sederhana itu, siswa yang menempati peringkat kedua di kelas dari sebuah sekolah yang alumninya 80 persen diterima di PTN memiliki N1 = 2 (NKP = 1 + NPS 1); siswa peringkat 14 dari sekolah yang alumninya 30 persen diterima di PTN memiliki N1 (NKP = 3 + NPS = 3). Jelas, jumlah N1 siswa yang sama-sama menempati peringkat satu di kelas dapat amat berbeda jika keduanya berasal dari sekolah yang kualitasnya berlainan.
6. Nilai pilihan, jurusan, dan PT
Nilai jurusan (NJ) dan nilai PTN (NPTN) dihitung dengan mempertimbangkan tingkat kefavoritan jurusan dan PTN tempat jurusan itu berada. Tingkat kefavoritan ini harus diperhatikan karena makin favorit suatu jurusan, makin tinggi tingkat persaingannya. Nilai kefavoritan jurusan ini berbeda-beda untuk tiap PT. Artinya, sebuah jurusan yang sangat favorit di suatu PT belum tentu memiliki nilai kefavoritan yang sama di PT lain. Meski demikian, secara umum berdasarkan survei dan data jumlah peminat, kriteria berikut dapat dipakai sebagai patokan.
Nilai jurusan (NJ) dan nilai PTN (NPTN) dihitung dengan mempertimbangkan tingkat kefavoritan jurusan dan PTN tempat jurusan itu berada. Tingkat kefavoritan ini harus diperhatikan karena makin favorit suatu jurusan, makin tinggi tingkat persaingannya. Nilai kefavoritan jurusan ini berbeda-beda untuk tiap PT. Artinya, sebuah jurusan yang sangat favorit di suatu PT belum tentu memiliki nilai kefavoritan yang sama di PT lain. Meski demikian, secara umum berdasarkan survei dan data jumlah peminat, kriteria berikut dapat dipakai sebagai patokan.
Untuk kelompok IPA rangking-isasi-nya adalah sebagai berikut. Jurusan atau Fakultas Kedokteran Umum/Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Ilmu Komputer, dan jurusan-jurusan di Fakultas Teknik umumnya berada di peringkat 1; Teknologi Pertanian, Kehutanan, dan MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) di peringkat 2; Kedokteran Gigi, Biologi, dan Pertanian/Perikanan di peringkat 3; kemudian sisanya seperti Geografi, Kedokteran Hewan (KH), dan Peternakan di peringkat 4.
Sementara itu, untuk kelompok IPS peringkat 1 ditempati Psikologi, Hubungan Internasional, Akuntansi, dan Sastra Inggris; peringkat 2 diisi oleh Hukum, Administrasi Negara, Manajemen, Antropologi, dan Sastra Asing (Prancis, Jepang); peringkat 3 meliputi Sosiologi, Sosiatri. Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Arkeologi, Sejarah, dan Sastra Jerman/Cina; peringkat 4 mencakup Sastra Indonesia/Asia Barat/Daerah dan Filsafat.
Ranking-isasi Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia dikaitkan dengan “kebesaran” usia, serta “status” nasional, regional, dan lokal. PTN yang menempati peringkat satu adalah PTN nasional, terkenal, tua, dan besar. Yang masuk dalam kelompok ini adalah PTN yang dulu tergabung dalam Sistem Koordinasi Antar-Lima Universitas (SKALU), yakni Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Airlangga.
Peringkat dua ditempati PTN regional yang cukup terkenal seperti Universitas Diponegoro, Universitas Padjadjaran, Universitas Sumatera Utara, Universitas Brawijaya, dan Universitas Udayana. Sementara PTN semiregional seperti Universitas Sebelas Maret, Universitas Andalas, dan Universitas Negeri Jember. Yang bernilai 4 adalah PTN lokal seperti Universitas Jenderal Soedirman. PTN lain di luar Jawa dan beberapa universitas leburan dari IKIP Negeri.
Dengan melihat ranking-isasi jurusan dan PTN itu dapat ditemukan jumlah N2 atau nilai pilihan seorang peserta UMPTN. Sebagai contoh, jika seorang peserta memilih Jurusan Teknik Elektro di UI, N2 = 2 (NJ T. Elektro: 1 + NPTN UI = 1). Peserta yang memilih FKG UGM memiliki N2 = 4 (NJ KG = 3 + NPTN UGM = 1). Peserta yang memilih Sastra Inggris di UNS memiliki N2 = 4 (NJ S.Inggris = 1 + NPTN UNS = 3), dan seterusnya.
7. Apa yang diperlukan?
Perlukah mengikuti bimbingan tes? Jawabannya bisa perlu bisa tidak. Perlu karena pada bimbingan tes siswa dapat belajar secara pasif (mendengar dan melihat saja, bandingkan dengan belajar sendiri yang menuntut aktivitas dan konsentrasi), dapat mengenali calon saingannya (siswa bimbingan biasanya berasal dari berbagai sekolah), dapat melatih kecepatan dan kebiasaan mengerjakan soal (oleh tentor biasanya diberi trik-trik menjawab soal secara cepat untuk soal-soal UMPTN sebelumnya atau soal yang setipe dengan soal UMPTN), dapat segera mendapatkan solusi jika ada persoalan (bertanya kepada tentor). Namun, bimbingan tes tidak menjadi keharusan bagi siswa yang aktif belajar, punya kemandirian, dan kepercayaan diri.
Perlukah mengikuti bimbingan tes? Jawabannya bisa perlu bisa tidak. Perlu karena pada bimbingan tes siswa dapat belajar secara pasif (mendengar dan melihat saja, bandingkan dengan belajar sendiri yang menuntut aktivitas dan konsentrasi), dapat mengenali calon saingannya (siswa bimbingan biasanya berasal dari berbagai sekolah), dapat melatih kecepatan dan kebiasaan mengerjakan soal (oleh tentor biasanya diberi trik-trik menjawab soal secara cepat untuk soal-soal UMPTN sebelumnya atau soal yang setipe dengan soal UMPTN), dapat segera mendapatkan solusi jika ada persoalan (bertanya kepada tentor). Namun, bimbingan tes tidak menjadi keharusan bagi siswa yang aktif belajar, punya kemandirian, dan kepercayaan diri.
Yang sebenarnya diperlukan peserta UMPTN tentu saja tidak hanya sekadar N1 yang bagus dan perbandingan antara N1 dan N2-nya yang tepat, ia juga harus memiliki kesiapan mental dan psikologis. Yang diperlukan untuk mengerjakan soal secara tepat dan cepat bukan sekadar kecerdasan atau kepandaian, tetapi juga kesiapan mental dan psikologis, ketenangan dan kematangan emosional serta kemampuan mengalokasikan waktu dan pikiran untuk “membereskan” semua soal.
8. Masa Depan Karir dan Pekerjaan
Lihatlah ke depan setelah anda lulus nanti. Apakah jurusan yang anda ambil nanti dapat mengantar anda untuk mendapatkan pekerjaan dan karir yang baik? Banyak jurusan-jurusan yang saat ini lulusannya menganggur tidak bekerja. Tidak hanya orang dari jurusan tertentu saja yang dapat bekerja pada suatu profesi, karena saat ini rekrutmen perusahaan dalam mencari tenaga kerja tidak melihat seseorang dari latar belakang pendidikan saja, namun juga pengalaman. Tetapi jika kompetensi, keberanian dan kemampuan anda jauh dari orang-orang normal, maka jurusan apapun yang anda ambil sah-sah saja.
Biarkanlah hati dan akal sehat anda bicara tanpa adanya campur tangan dari orang lain. Konsultasikan dengan orang tua dan orang lain yang anda percayai. Pemilihan jurusan kuliah sangat menentukan masa depan anda. Selamat berjuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar