TANGERANG (DP) – Erwin ‘Akiang’ awal terjun ke dunia balap sebagai seorang pebalap, pria humoris ini memang dari kecil sudah akrab dengan dunia sepeda motor.
“Walaupun ayah saya buka bengkel, tapi saya bermain di luar bengkel, “ngoprek-ngoprek” motor teman. Sampai akhirnya saya mencicipi jadi pebalap di tahun 1993,” beber pria kelahiran 1976 ini.
Tapi, zaman dahulu pebalap tidak seperti sekarang. Dulu tidak sedikit pebalap yang ikut andil dalam membuat motornya kenceng. “Seperti saya, beres balapan, saya ngoprek motor sendiri, settingan yang tidak pas saya sempurnakan sendiri,” ujar pria yang akrab disapa Akiang.
Di tahun 2006, Erwin memutuskan untuk banting setang untuk menjadi mekanik. “Waktu itu ada yang memberi saya kesempatan untuk membuat motor balap, akhirnya saya manfaatkan kesempatan itu untuk mengubah motor bebek untuk dipakai untuk balap. Motor itu turun di ajang Motoprix Purwokerto yang saat itu adik saya (Ergus, yang sekarang jadi manajer tim Honda Oei),” jelas chief mekanik tim Honda Oei KYT IRC.
Memasuki era balapan dengan teknologi injeksi, menjadi angin segar bagi mekanik ramah ini. “Injeksi ini menjadi mainan baru yang bikin semnagat. Jadi balapan tidak monoton, walaupun ada beberapa kendala seperti alat-alat yang belum memadai, tapi itu tantangan bagi saya,” tambahnya.
Perjalanan karir mekanik yang punya bengkel di Ciputat, Tangerang ini tidak hanya di ajang balapan Nasional. Karirnya saat ini sudah mencakup Asia, buktinya saat ARRC (Asia Road Racing Championship) seri 1 di Malaysia yang turun di kelas 250 cc, Akiang ikut andil di tim Faito asal Malaysia.
“Ini pengalaman berharga bagi saya, karena pebalap saya orang Jepang. Tidak banyak mekanik asal Indonesia yang menyetting pebalap asal Jepang. Karena selama ini justru mekanik Jepang yang mensetting pebalap Indonesia,” tutup pria yang jago “ngebubut” ini.[dp/Hml]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar